Profil Admin

Foto Saya
MH Choeruddin
banyak kekurangan dalam diriku... maukah kau menutupi kekuranganku?? -wu-
Lihat profil lengkapku

Comicus24 (pencarian nama)

0 komentar
-hRu-
Maret'2011


Ini adalah kisah lahirnya nama Comicus24 di alam semesta. Dahulu kala di sebuah desa terdapat sebuah rumah sederhana bercat kuning. Di rumah itu tinggallah seorang bapak, seorang ibu, seorang kakak perempuan, dan seorang adik laki-laki.
"auuuuuuuuw....."
Di antara lolongan serigala yang hendak kawin, yang menyeruak di malam yang cerah dengan cahaya bulan. Aku, anak laki-laki penghuni rumah bercat kuning....
"Stop.. stop...!! Heru, pliss deh.. koq ceritanya jadi kaya dongeng gitu sih, pake dahulu kala segala?" ujar salah satu pembaca.
"Hahah... maklum baru rampung baca dongeng pratidur," jawab pemuda kurus ini.
"Ikh, dasar..."
"Tak lanjut yoo... selamat membaca!"

Rabu malam, seperti biasa, aku duduk manis .. ^_^ .. di depan TV, niatnya hendak menonton acara Dua Dunia. Baru niatnya lhoo...

Masih duduk manis, aku baru ingat sesuatu yang aku lupakan. Ya, PR dari orang yang amat sangat tidak penting ..peace v--.. Meidi Pramudia, ketua mahasiswa kelas kami, yang nantinya menjadi presiden Comicus24. Dipikir-pikir wajahnya juga mendukung menjadi presiden Comicus24, secara dia muka komik.
"Heft, koq jadi bahas dia ya? Yaudah, balik lagi ke lap...?"

Hening.

"Jawab donk.. jawab sih.. ayo donk.. ayo sih.."
"TOP!! LANJUT!!!" jawab salah satu pembaca dengan muka rajungan rebus.
"Hehe..."

PR dari Sang KM yang gelap ialah membuat paling sedikit satu nama yang nantinya dipakai selama 3 - 3,5 tahun ke depan sebagai nama kelas kami. Aku amat sangat lupa tadi, hingga belum satu pun ku rancang calon nama kelasku.

Detik demi detik beralun, beranjak, berlari meninggalkan pukul 22:57, belum satu nama pun terjerat di jaring-jaring otakku. Putus asa kah? Oowh.. tidak bisa...

Aku melanjutkan beberapa rangkai huruf, ku susun, ku timang dalam sunyi, suara TV pun kini tak terdengar lagi. Aku telah berimigrasi ke kamar, gelap, sendiri. Niatan menonton acara horor tersingkirkan dari benakku, terganti kata-kata Universitas, Unswagati, matematika, kelas 1C, aneh, curiga, manis, lucu (itu aku), pintar, cenat-cenut, dan masih banyak lagi kata yang bertebaran saat itu. Dalam bekapan malam, dinding-dinding berbisik, cermin-cermin bernyanyi, langit-langit bersorak, mereka semua mendukungku yang masih memutar otak meski mata berusaha terpejam. GeeR..

Dan.. TARRAAA!!! Aku dapat dua kata! \(^.^)/
Mau tahu? Kasih tahu gak yaa? (--.")
Karena aku baik, jadi aku kasih tahu ajah deh.
Kata pertama, COMIC, Community Mathematic C. Kata kedua, Mac-U, Mathematic C Unswagati. Bahagia tak terkira, walau hanya dua kata yang berhasil ku rangkai. Tapi percayalah kawan, nama ciptaanku kelak kan jadi pemenang (kedua tangan mengepal, tanda bersemangat). Ku tulis nama itu dalam handphone Sony Ericssonku, lalu ku lihat jam yang tertera, tepat pukul 00:05! wedew.. -___- Saatnya tidur... Gubrrraak... zzZ..zzZ...

******************


"Ruu... bangun," terdengar suara lembut dari balik pintu. Tak ada jawaban.
"Heru!" suara naik 1 oktaf.
"Iya, saya!" kini ada jawaban, tapi hanya dalam mimpi. Hee..

Kini bukan lagi suara, tapi tepukan mendarat di bahu pemuda yang tidur layaknya orang pingsan ini. Berhasil. Tepukan ibu setengah baya itu bagaikan tepukan Sang Master Hiptonis, Romy Rafael, tepukannya berhasil menyadarkan menyadarkan manusia pemalas ini.

Pukul 05:09, aku terperanjat, bangun, lalu pergi mengambil wudhu, sholat, lalu tidur lagi.
"(bletaaakk!!) Dasar pemalas!!" bentak pembaca sambil menjitak.
"Hehe..." ujar aku sambil tersenyum pahit.

Ku amati kata COMIC dan Mac-U-ku, tersenyum menatap mereka penuh cinta. Imaji-imaji terpancar dari sudut tiap lekuk tubuh mereka. Jingga pagi temani kisah cintaku bersama mereka, kisah cinta segitiga.
"Cinta segitiga oh indahnya.. Cinta segitiga buatku melayang.. Walau segitiga akan slalu ku kenang tuk slama-lamanya..." terdengar suara tokoh imaji seorang jenius, Ikin Sodikin, yang membawakannya dengan nada lagu Cinta Satu Malam.
"Ahaa!! Aku punya ide baru!!"
Pukul 05:37, COMIC dan Mac-U bermetamorf. COMIC bermetamorf menjadi Comicus24, yang mempunyai kepanjangan Community Mathematic C Unswagati, dan 24-nya ialah jumlah penghuni kelas yang mau tak mau harus bertahan dengan semua kegilaan penghuni lainnya. Sedangkan Mac-U bermetamorf menjadi Mic-U, kepanjangannya masih sama dengan yang semalam, hanya saja "a" change player dengan "i".

Sekitar pukul 10 siang, aku tak tahu tepatnya. Sahabatku, Nur Muchamad, mengirimkan SMS padaku.

fkip C-Nur 3 : a... de pake kemeja dari a hari ini. ^_^
1CM.Heru C. : oyah? udah berangkat?
fkip C-Nur 3 : iya. blum, masih di luar.
1CM.Heru C : maksudnyeu?
fkip C-Nur 3 : masih jalan"...
1CM.Heru C : ohoh... ^_^
fkip C-Nur 3 : Yep! ^_^

(Isi karakter SMS ini banyak terselip rekasaya, itu dikarenakan aku lupa tidak men-save SMSnya, tidak ada plan untuk ini. T.T)

Aku pun segera bergegas menyiapkan kemeja yang sama dengan Nur, kemeja kado ulangtahunku untuknya, hanya gradasi warnanya saja yang membedakan. Tidak menyita banyak waktu, kini aku sudah siap dengan kostumku menuju kampus Unswagati kami yang tersayang. (¬_¬")

Setelah mata kuliah Fisika Dasar II yang dibawakan Bapak Hadi Pramono, Drs. yang menurut Widyana Shelviera beserta genk adalah mata kuliah yang menegangkan.
"Termasuk kamu juga gak, Ru?"
"Hemmm... begitulah," jawabku sambil mengadukan kedua jari telunjuk, layaknya anak kecil yang imut.

Bos item, yang biasa ku panggil "um", KM kami. Ia mengawali diskusi tentang nama kelas. Tentunya setelah diingatkan oleh Dady Rukmana, yang memiliki sidejob sebagai operator warnet depan jalan menuju Buntet Pesantren, sekolah tempat Iis Ismail mengunduh ilmu semasa SMA.

Para calon nama kelas berderet-deret masuk, layaknya hendak mengantri BLT di kantor pos. Satu, dua, tiga, empat, sampai tiga puluh dua nama telah terabsen di papan putih yang bertengger di hadapan kami. Lian Yustriatin, juru tulis kelas kami mengurutkan nama Comicus24 pada urutan 1, Mic-U pada urutan 2, disusul C-Clon ciptaan Mail pada urutan 3, urutan 4 dan seterusnya ialah ACC, C3, VOC_C, ∆ Hc, Cup cake, coconut. Nama itu tidak berurutan dan tidak lengkap, kawan. Lagi-lagi itu dikarenakan aku tidak hafal semuanya dan tidak mencatatnya.

Layaknya ajang pencarian bakak di stasiun TV, proses pengeliminasian berlaku disini. Satu persatu nama berguguran, terserap ke dalam hitamnya kain penhapus berplastik biru itu. 5 nama tersisa, Comicus24, Mic-U, C-Clon, ACC, Delta Hc.

Wajah Yopi Rudianto memerah, entah sedih atau marah, ketika nama ∆ Hc gugur dalam medan perang. Posisi urutan 25, nomor yang bersesuaian dengan tanggal lahirnya, harus tereliminasi. Tidak bisa ia yakinkan semua manusia yang menyesaki ruang 1.01 saat itu dengan argumennya untuk tidak menghapus hasil pikirannya. Musnah.

ACC, Asosiasi Class C, ciptaan Musyarofah, mengikuti jejak para pendahulunya, terhapus, gugur. Tapi saking mempesonanya nama ACC, walau telah terhapus dari papan yang masih pasrah tergantung di depan kami. Nama itu masih saja menjadi pilihan seorang Lulu Kamilah, ia bersikukuh meyakinkan sang KM. Tapi semua sia-sia.

Tiga kandidat kini terpampang sombong di depan kami, terbahak jahat pada pesaingnya yang telah gugur. Kamis, pukul 15:46, Maret hari ke-17 di tahun 2011, terpilihlah satu nama dalam perhelatan sengit papan putih 1.01. Comicus24 kini resmi menjadi nama kelas kami, para mahasiswa-mahasiswi aneh, lucu, pintar, konyol, hitam, putih, gemuk, kurus, bantet, tinggi, pendek, daann... emm.. apalagi yaa? Sepertinya masih banyak yang mungkin tidak bisa disebutkan deh. Hahah... :p

"Ya, silakan pulang!" ujar Meidi.
"Yang bener sih, Mei...?" tanya semuanya hampir berestafet.
"Mei, yang bener? Mau pulang nih, mau nonton film Korea," tanya Ghia Mugia Wilujeng yang didukung cs-nya, Nina Ariani Juarna.
"Bener. Ibunya gak bakal masuk, sayanya lagi nungguin laptop, jadi belum pulang, " jawab Meidi meyakinkan, yang berdiri menunggu laptopnya yang disita Yopi untuk mendownload OST. Initial D. Gratiss.
Gerombol pergerombol anak manusia yang tadi menyesaki ruang 1.01 mulai menghilang, meninggalkan bangku yang tak tersusun rapi, goresan tinta di papan putih, kilau keramik yang mulai kusam bersama kampus biru yang mulai sunyi.

Aku tersenyum simpul, sedikit bahagia dalam pengapnya elf hijau yang serta merta membawaku masuk ke alam imajiku. Menulis rentetan kata yang bermain disekitar halaman imaji, berkisah tentang Comicus24, kisah yang kini habis kalian baca, kawan.

2 kakek dan 1 nenek

0 komentar
Senyumku terlempar jauh
Ketika ku lihat 2 kakek dan 1 nenek

Meski usia telah menggerogoti raga mereka
Mereka tetap bersemangat
Membawa 6 karung kapuk
Logat khas Cirebon lekat di setiap kata yang mereka ucap

Kerutan kini nampak jelas di seluruh wajah mereka
Bahkan telah menjelajah ke seluruh tubuh mereka
Menjadi saksi betapa keras kehidupan ini

Mereka yang sudah tua saja masih berjuang
Aku yang masih muda
Apa yang sudah aku kerjakan?


09:45
25/03/11

Kemana wajah lucumu?

0 komentar
Hei, kawan.
Kau kenapa?
Kemana wajah lucumu?
Tak biasanya wajahmu muram seperti itu
Bahkan 10 hari yang lalu, ku lihat keceriaan menamparmu
Tapi kenapa sekarang sedih seperti menggelayutimu?

Kawan, jika kau mau
Kau bisa luapkan gundahmu
Ku kan setia mendengarmu


-pemuda operator warnet-
10:51
26/03/11

amarah #2

0 komentar
Kawan, aku ingin bercerita.
Tapi...
Mungkin takkan peduli untuk saat ini
Ya, takkan peduli.
Bukankah itu keinginanku semalam?
Jadi, ku putuskan ku bercerita pada selembar kertas, lagi.

Broken home?
Apa yang terlintas dalam benakmu ketika mendengar kata itu?

Tetes airmata ini tak cukup tuk menghapus kata itu
Bahkan darah pun ku rasa tak cukup
Apa keanehan demi keanehanku disebabkan oleh kata itu?
Aku butuh kasih, perhatian yang nampak
Bukan imaji!

Mengapa saat ini seisi rumah yang ada hanya amarah?
Apa karna cuaca?
Apa karna tetangga?
Atau memang karna jiwa?

Masalah kecil pun disulap menjadi besar
Dan akhirnya perseteruan pun tak terhindarkan

Aaaargh!!!
Bodoh.. bodoh!!!
Mungkin semua ini hanya ilusi


14:14
20/03/11

amarah #1

0 komentar
Pecahan kaca yang berserak di lantai kuning pias
Garis sayat lintang kecil
Hanya mozaik kecil dari murka hari ini

Tak tertahan, sungguh...
Aku tak bisa menahan ini
Ingin segera ku habiskan bergalon-galon airmata ini

Rupanya amarah telah memegang komando
Membayangi 3 anak manusia ini
Kalut di hari yang semestinya indah

Adakah tempat ku curahkan semua ini?
Selain selembar kertas kumal dan Tuhan, tentunya?

Sungguh ku tak bisa menahan...


13:06
18/03/11

18 Maret #2

0 komentar
Cantiknya sang ratu malamku
Bulat penuh
Terang berkilau
Indah berseri

Damai melihatmu senantiasa tersenyum
Latar abu tak ada lagi
Tak ternoda secuil pun

Gemintang bertabur acak
Namun asri
Layak mozaik pengindah kanvas

Purnama 13
Kisah klasik semesta malam
Riangkan alam
Bermadu nada

Purnama 13
Kau tahu yang ku rasa bukan?
Kau coba hibur aku

18:58
18/03/11

18 Maret #1

0 komentar
Rona jingga masih terpampang
Meliuk manja seantero langit
Berpadu biru

Penguasa siang masih bersikukuh
Menempati singgasana hari
Gagah berkharisma

Tapi rembulan telah tak sabar
Ini malam impiannya
Malam masa jayanya
Malam purnama 13

Dengan lembutnya
Rembulan bersanding surya
Surya yang tak kunjung hengkang

Adakah persaingan diantara mereka?
Rembulan, Surya, dan Mega

Ku rasa tidak
Mereka saling melengkapi
Saling mengindahkan senja 18 Maret

17:52
18/03/11

hujan #4

0 komentar
Mulanya kau malu
Hanya sedikit kau menampakkan parasmu
Itu pun sekilas, tak lebih

Lambat laun ku ajak kau tersenyum
Lagi, dan lagi
Ku tersenyum untukmu meski tiada balas
Enggankah engkau sedetik saja membagi senyummu?

Dibantu sang waktu yang setia
Kini engkau mulai luluh akan senyumku yang tak manis
Malah engkau yang menggodaku saat ini

Aku tertahan karenamu
Aku tak mungkin pergi sebelum engkau sirna dari pandanganku
Karena aku yang berharap akan hadirmu disini
Cantik, akankah kau terus menahanku disini?

-perjalanan Harjamukti-Kampus-
14:39
10/03/11

perjalanan #1

0 komentar
Mikron-mikron sinar meresap menyengati kulit
Bermilyar toksin menyebar berdampingan bersama oksigen
Aroma timbunan organik menusuk sang pencium
Robot-robot jalanan hilir mudik secepat flash
Dentuman, gesekan melatari musik pagi
Aku cukup tersenyum dan terus berjalan
Meski mungkin nyawaku terancam


-perjalanan Harjamukti-Kampus-
08:14
07/03/11

diam

0 komentar
Meniti dalam diam
Rasa yang mungkin kini tenggelam
Menyeruak dalam gemuruh kelam

Rona mentari alirkan sepi
Menggubah tema dalam mimpi
Serukan tanda realitas imaji


07/03/11

minggu pagi #1

0 komentar
Abu berbaur jingga
Terlukis kupu-kupu cantik yang terdiam
Tersamar gagahnya Ciremai yang membisu
Di muka sang langit yang mungkin tak ceria

Hijau berbaur kuning
Terhampar padi
Mengepal mandat sebagai permadani bumi

Tebu kokoh dengan angkuh
Tegak, menengadah
Cantik, si putri malu malu dirayu angin

Lantunan tak seirama para burung
Mengisi rongga pagi

05:41
06/03/11

langit #1

0 komentar
Langit, indah dirimu.
Ditaburi awan-awan jingga. Mmesona.
Semilir angin menambah mesra pertemuan kita.

Langit, walau kamu tak berbintang.
Kamu tetap cantik, sayang.


-langit malam unswagati-
19:58
28/02/11

hujan #3

0 komentar
Ku tersenyum saat rintik hujan menerpaku.
Seolah semua beban luntur dibuatnya.

Tapi rintik membawa koloninya lebih banyak.
Ku tak sanggup bila harus menarikan tarian gigi lagi.
Merasakan seolah hendak membeku.
Berteduh, pikirku.

Kala rintik kembali menyapaku.
Membuka celah tabir hujan.
Ku berlari.
Berkawankan anak-anak yang bermain bola.
Menyusuri jalan.
Menularlah padaku, atmosfer bahagia.
Setidaknya untuk saat itu.

16:44
26/02/11

hujan #2

0 komentar
Melati,
Engkau masih saja cantik,
Meski kuyu dicerca hujan.

Pohon mangga,
Engkau masih saja kokoh melindungi rakyatmu,
Meski dihantam komplotan angin dan hujan.

Bunga desember,
Engkau masih saja tersenyum,
Meski kini bukan masa jayamu.

Bisakah aku seperti mereka?
Kurasa bisa. :)

18:10
23/02/11

hujan #1

0 komentar
Gemericik hujan memenuhi isi ruang waktu,
Tanpa penerangan ku tepekur,
Kenapa ku begini?
Seolah semua kontra padaku,
Cermin mengkhianatiku,
Dipan dan lemari sepakat menjauhiku,
Buku-buku curiga akan lirikanku.

Aku masih saja bodoh dengan semua pikiranku,
Gema gemuruh sontak membuyarkannya,
Membuka pintu akan realita.

17:52
23/02/11

memori

0 komentar
Gelap ini sedikit demi sedikit merayuku..
Tuk menampilkan beberapa memori..
Memori yang tak ingin kuingat sebenarnya..
Adegan per adegan terpapar jelas..
Dialognya seakan nyata..
Tak terasa, airmata ini mengalir begitu saja.. dengan sedikit senyuman..

21:56
12/02/11

jangan ada tangis

0 komentar
Berhari-hari bahkan berminggu.
Ku rumuskan ini semua.
Bak mengurai benang yang telah lama kusut.
Walau ku telah temukan ujungnya.
Tapi ku bingung cara mengurainya.

Ayolah.. jangan anggap kelabu ini ada padamu.
Semua kesalahan ada padaku.
Semua keburukan itu ada padaku.

Ku yakin ada yang jauh lebih baik dari aku.
Aku yang hina.

Jangan anggap semua cerita telah berakhir.
Masih ada cerita lain menunggumu.

Ku mohon, jangan ada tangis lagi.
Karena ada menerima berarti ada melepas.


11:22
16/01/11

cerita sahabat

0 komentar
Kau ingatkan aku.
Bubuhi senyum di hariku.
Dan aku terlelap.
Lalu jatuh hati padamu.
Mawar yang telah mekar ingin ku persembahkan untukmu.
Tapi bodohnya aku.
Caraku salah.
Sehingga kau terluka oleh duri mawarku.

Kini gunung es-ku hampir mencair.
Saharaku terteduhi.
Jalanku kau terangi.

Tapi apa yang ku perbuat?
Bodoh!
Hanya melukaimu.
Maaf, Saudaraku. :(

09:05
15/01/11
Sendiri. Lantai 3 Unswagati. Menatap Sekitar.

Gemawan yang beriak

0 komentar
Awan gemawan hitam beriak bak domba yang terusir dari padang rumput
Desah lembut angin menyentuh pepohonan
Bercengkrama dengan beberapa burung gereja

Kawan,
Kau dan mereka tertawa, bercerita 1 sama lain
Dan kau
Ternyata kau tak mengerti
Kukira kau paham akan gerakku
akan opera yang ada di jiwaku

Ku ingin kau rangkul aku
Lalu lelap dalam naunganmu
Kawan

16:51
05/01/11
Lantai 3 Unswagati